Surat kabar nasional dan
terbesar di Indonesia, Kompas tahun 1995, pernah menyebutnya sebagai sosok paling “asli”
dibanding orang Indonesia “asli” (Kompas 6 Agustus 1995, “Lebih Jauh
dengan Dokter Sofyan Tan.”) karena mendirikan sekolah pembauran. Sebelumnya
tahun 1992, Kompas juga
menobatkan, bersama 6 orang Indonesia lain, sebagai “Tujuh orang gila” karena gagasan, pilihan hidup, dan apa yang dilakukan lewat sekolah Sultan Iskandar Muda, di Sunggal, Medan, dinilai unik dan langka dilakukan orang seusianya.
Tahun 2007,
Sofyan Tan terpilih sebagai penerima Penghargaan Danamon Award 2007 dalam
kategori Program Gerakan Orangtua Asuh.
Tahun 2011, Koran Sindo Jakarta,
memilihnya sebagai People of the Year
2012 di bidang Kewirausahaan Sosial.
Lalu tanggal 7 Juni 2014, Maarif
Institute, lembaga
gerakan kebudayaan dalam konteks keislaman, kemanusiaan dan keindonesia sesuai
cita-cita intelektualisme tokoh nasional Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua
Umum PP Muhammadyah dan mantan President
World Conference on Religion for Peace (CWCRP), memberi
penghargaan Maarif Award kepada sekolah yang ia dirikan.
Sofyan Tan bersama sekolahnya dinilai telah berdedikasi merawat
keindonesiaan dengan menjadikan pendidikan sebagai media untuk meruntuhkan tembok segregasi etnis dan
menghapus kebencian yang bersumber dari prasangka etnisitas. Pendekatan subsidi
silang pembiayaan sekolah dari orang mampu ke yang tidak mampu, juga dinilai
telah berperan penting dalam mengikis
kecemburuan sosial akibat kesenjangan ekonomi
Pada tahun yang sama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI, menganugerahkan Penghargaan
Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda sebagai Yayasan Pendidikan Peduli Sosial.
Sofyan Tan
adalah satu dari sekian orang tokoh Tionghoa Indonesia, yang kiprah dan jasanya dalam bidang
pendidikan telah diapresiasi pemerintah, lembaga swasta maupun media massa.
Namun Sofyan Tan bukan hanya dikenal sebagai tokoh penganjur pluralism dan
multikulturalisme lewat pendidikan. Ia
juga tokoh lingkungan yang berjuang untuk pelestarian orang utan dan mempromosikan
pentingnya pertanian selaras alam dengan mendirikan Yayasan Ekosistem Lestari.
Ia juga banyak terlibat dalam usaha penguatan ekonomi kerakyatan lewat Usaha
Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM).
Sekolah Sultan Iskandar Muda, yang ia dirikan bersama isterinya,
Elinar, pada 25 Agustus 1987, juga telah
memberi santunan terhadap anak-anak miskin sejak 1990 melalui Program Anak Asuh dan Sofyan Tan Scholarship
(20913).
Sampai tahun 2016 ada 3.305 siswa berstatus
anak asuh. Mereka memiliki latar
belakang suku, agama dan budaya beragam. Ada Nias, Batak, Tionghoa, Jawa,
Melayu, Tamil dsb. Kini sebagian besar dari anak asuh telah bekerja di beberapa perusahaan swasta, ada
yang jadi guru, staf administrasi,
bahkan ada yang pernah menjadi kepala ekolah. Ada
juga yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mereka mendapat beasiswa
dari Sofyan Tan Scholarship, diluncurkan sejak Juni 2013, atau dari beasiswa
pemerintah.
Pada Pemilu Legislatif tahun 2014, dr
Sofyan Tan terpilih sebagai anggota DPR RI dari Sumatera Utara. Ia berhasil
meraih suara terbanyak di daerah pemilihannya, yakni 113.717
suara. Daerah pemilihan itu meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang,
Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi.
Dr. Sofyan Tan alias Tan Kim sendiri
lahir di Desa Sunggal, Medan Sunggal,
pada 25 September 1959. Ia berasal dari sebuah keluarga Tionghoa sederhana. Ia
merupakan anak ke - 8 dari 10 yang lahir
dari pasangan Hisar (Tan A Guan)
dan Hermina (Lie Giok Hwa). Kedua orangtuanya telah meninggal dunia.
Hisar meninggal tahun 1980 sedangkan Hermina tahun 2012.
Dr. Sofyan Tan menikah dengan Elinar dan dikaruniai 4 anak
yaitu: Tracey Yani Harjatanaya, BA, MSc, dan
kini kandidat PhD pendidikan dari Oxford University, Inggris. Anak kedua Cindy Yani
Hardjatanaya, BA (Hons), MA, Art Theraphy Master
dari Lasalle
College University Singapore.
Lalu yang ketiga Felix Iskandar Harjatanaya, BSc menyelesaikan studi in biochemist University
of Birmingham, dan terakhir Davin Iskandar Harjatanaya, mahasiswa Jurusan Civil
Engineering University Collage London.