DELI SERDANG - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan mengapresiasi aksi nyata Kepala Desa Sekip, Lubuk Pakam yang peduli pada gerakan gemar membaca hingga dianugerahi Perpustakaan Desa Terbaik tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Inisiatif Kepala Desa Sekip Sumardi menurut Sofyan Tan perlu diapresiasi. Karena hanya dengan anggaran tidak terlalu besar yakni Rp26 juta dari dana desa, mampu menciptakan sebuah inovasi berupa perpustakaan keliling yang mampu menjangkau dusun-dusun di pelosok daerah.
"Kalau semua kepala desa di Indonesia seperti Pak Sumardi yang peduli pada gerakan gemar membaca, saya yakin Indonesia akan maju," kata Anggota Komisi X DPR RI itu saat menyambangi Perpustakaan Desa Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Kamis (19/4).
Inovasi yang dilakukan Desa Sekip patut dicontoh desa lain di seluruh Indonesia. Karena dalam pandangannya, buku jika hanya diletakkan di rak-rak kantor desa tidak akan ada manfaatnya. Hanya sedikit warga yang bisa membaca. Tapi jika dengan sistem keliling, bisa lebih menjangkau warga.
Tidak salah jika Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan penghargaan sebagai perpustakaan desa terbaik. Namun itu saja tidak cukup, harus dibantu dengan program-program lain yang mampu meningkatkan minat baca masyarakat.
Agar bisa berprestasi di tingkat nasional.
Sofyan Tan menawarkan agar Desa Sekip menggelar perlombaan menulis bagi anak sekolah untuk meningkatkan minat baca dan gerakan gemar membaca. "Silahkan bikin lomba menulis seperti menyadur buku. Nanti saya fasilitasi hadiahnya," ujar Sofyan Tan.
Kepala Desa Sekip Sumardi berterimakasih atas apresiasi dan kunjungan Sofyan Tan serta tawaran memfasilitasi lomba menulis. Dia pun menceritakan awal mula program perpustakaan keliling tersebut diwujudkan tidak lepas dari pengalamannya sebagai penjual buku yang keluar masuk desa.
Dari pengamatannya, banyak warga yang tidak bisa mengakses buku untuk dibaca. Sehingga minat baca sangat kurang. Padahal buku itu murah dan punya banyak ilmu di dalamnya.
Ketika menjadi kepala desa dan punya dana desa, dia pun berpikir untuk membuat perpustakaan di kantornya. Ternyata kurang efektif karena yang datang ke kantor desa biasanya kepala dusun. Sehingga buku-buku di perpustakaan tidak tersentuh warga. Dari situ muncul ide untuk beli motor becak seharga Rp26 juta dan dimodifikasi dengan rak buku di belakangnya.
"Kita harus jemput bola. Kita yang antarkan buku-buku itu dekat ke warga, ke dusun-dusun. Peminatnya banyak," ungkap Sumardi.
Atas inovasi tersebut, Desa Sekip pun diganjar sebagai Perpustakaan Desa Terbaik Prov Sumatera Utara yang pada 23 April mendatang mendapatkan penghargaan di Hotel Grand Antares, Medan diserahkan langsung gubernur.