MEDAN - Setandan pisang, dua bungkus besar duku dan sekarung jagung mentah disodorkan sejumlah orangtua siswa ke Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan. Semua itu diberikan sebagai bentuk rasa syukur mereka atas bantuan senilai Rp986 juta di SD-SMP Swasta RK Santa Maria Penen, Kec Sibiru-biru, Deli Serdang, Jumat (13/04).
Sofyan Tan pun kaget sambil tertawa saat beberapa orang tua siswa maju ke depan kelas untuk bergiliran memberikan beberapa hasil kebun mereka. "Ini untuk apa, saya nggak boleh menerima hadiah yang nilainya di atas sejuta," kata Anggota Komisi X itu tertawa.
Kepala Sekolah SMP Swasta RK Santa Maria Penen Ngurus Bangun pun menyebutkan yang diberikan para orangtua siswa adalah bentuk rasa syukur mereka atas bantuan yang diberikan melalui jalur aspirasi Sofyan Tan. Tidak boleh ditolak karena tidak ada nilainya dibanding bantuan yang disalurkan. Semua hasil kebun masyarakat para orangtua siswa yang senang dengan kehadiran Anggota DPR RI dari Jakarta ke desa mereka yang jauh dipelosok.
Sebelumnya Ngurus Bangun menceritakan dirinya sejak 1998 sudah kenal banyak anggota Dewan baik tingkat kabupaten hingga DPR RI. Rata-rata adalah sahabat akrabnya. Namun saat disodorkan permohonan bantuan untuk di tempatnya, hanya janji yang didapat. "Belum ada satu pun yang bersedia datang dan duduk sama ke Penen. Apalagi permohonan bantuan, cuma janji," ungkap Ngurus.
Berbeda dengan Sofyan Tan yang bukan hanya bersedia datang untuk ketiga kalinya, tapi juga mewujudkan secara nyata bantuan permohonan yang mereka sampaikan melalui jalur aspirasi.
Ngurus mengatakan, saat mendapatkan kabar menerima bantuan pada 2017 lalu, dirinya masih berasa mimpi. Ketika diundang bimbingan teknis dan menandatangani bantuan pengadaan Laboratorium SMP senilai Rp 342.300.000, baru dia percaya. Tidak berapa lama Kepala Sekolah SD Swasta RK Santa Maria memberikan kabar mereka juga dapat bantuan yang nilainya jauh lebih besar yakni Rp 591.000.000 untuk rehab 6 ruang kelas. "Saya kira bantuan untuk SMP aja udah besar. Rupanya lebih besar lagi untuk SD. Ini luar biasa," ujarnya.
Selain itu, melalui Sofyan Tan juga 60 siswa SD dan 35 siswa SMP mendapatkan beasiswa Program Indonesia Pintar. Jika ditotal jumlahnya hampir Rp 1 miliar yang disalurkan.
"Ini tak lain dan tak bukan berkat kerja keras Pak Sofyan Tan.
Inilah yang dimaksud dengan benar-benar saluran aspirasi yang pas dan nyata," ujarnya.
Pihak yayasan juga tidak tinggal diam. Ikut menambahkan bantuan senilai Rp300juta. Sehingga bisa membangun 8 ruangan baru yang cantik dan layak.
Sofyan Tan dalam kesempatan itu menyampaikan rasa bahagianya sebab untuk yang ketiga kalinya menjejakkan kaki di Penen, Sibiru-biru, banyak perubahan yang lebih baik. Saat pertama kali ke desa tersebut adalah mengunjungi Sekolah Masehi yang tidak jauh dari Sekolah RK Santa Maria untuk menyalurkan bantuan. Jarak tempuh dari Medan saat itu 2,5 jam karena jalan rusak berlobang.
Ketika itu dia menyampaikan ke Pemkab Deli Serdang terkait kondisi jalan yang dilalui. Kini setelah setahun berlalu jalan sudah mulus diaspal dan perjalanan pun hanya tinggal 1,5 jam dari Medan.
"Camat aja ketika itu belum pernah datang, apalagi bupati," ujarnya.
Begitu juga dengan kondisi sekolah yang sebelumnya dinilai kurang layak kini sudah berdiri kokoh dan cantik. Apalagi ada sharing anggaran dari pihak yayasan sehingga bukan hanya melakukan rehab, tapi juga mampu membuat ruang kelas baru.
Saat ini pemerintahan Jokowi-JK sedang gencar melaksanakan pembangunan baik infrastruktur maupun pembangunan sumber daya manusia. Karena itu sangat gencar membangun dan merehab sekolah-sekolah yang dianggap tidak layak. Agar siswa dapat lebih semangat belajar. Semua itu dilakukan demi tujuan 2030 Indonesia sebagai negara maju ketujuh di dunia dari sisi perekonomian.
Jadi jangan heran jika dirinya rajin turun ke pelosok-pelosok daerah untuk melihat dan mengawasi sekolah-sekolah mana lagi yang layak untuk dibantu. Harapan agar siswa-siswa yang ada sekarang bisa lebih giat belajar dan menyelesaikan pendidikannya hingga perguruan tinggi. Sebab di tangan mereka pada 2030 hingga 2045, Indonesia akan berada pada masa keemasan.
Sofyan Tan pun berulang kali mengingatkan setiap bantuan yang disalurkan jangan dipotong sedikitpun. Semuanya harus digunakan untuk pembangunan. Karena itu setiap berkunjung ke sekolah-sekolah selalu menolak jika ada acara penayambutan besar-besarn dan acara makan-makan mewah. Kecuali jika sekedar makanan hasil panen dari kebun sebagai wujud rasa syukur.
(RA)