Safari Gerakan Membaca
TEBING
TINGGI - Anggota DPR RI dari Komisi X dr Sofyan Tan mengungkapkan punya
harapan di Tebing Tinggi bisa memulai gerakan dakwah gemar membaca yang
dipelopori oleh ulama, ustad, pendeta, pastor dan pemuka agama yang
berdakwah untuk menumbuhkan minat baca.
"Jika Tebing Tinggi bisa
mewujudkan ini yang pertama. Ulama, ustad, pendeta, pastor, berdakwah
untuk gemar membaca, bukan untuk menyebarkan kebencian. Saya yakin ini
bisa membawa negara kita tinggal landas bukan tinggal di landasan," kata
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan itu saat menjadi pemateri Safari
Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca dengan tema Implementasi
Revolusi Mental Melalui Mobilisasi Pengetahuan dalam Rangka Meningkatkan
Indeks Literasi Masyarakat di Pondok Bagelen, Tebing Tinggi, Kamis
(15/3).
Sofyan Tan mengungkapkan Tebing Tinggi dalam survei
literasi terakhir berada pada posisi minat yang tinggi. Namun belum
masuk ke posisi gemar membaca. Di Indonesia yang sudah masuk posisi
gemar membaca Balikpapan. Dan Tebing Tinggi sudah mendekati posisi gemar
membaca. Karena itu dia sangat antusias dalam membantu Tebing Tinggi
dalam hal literasi dan perpustakaan.
"Saya ingin mendorong agar
Tebing Tinggi jadi model di Sumut sebagai teladan dalam meningkatkan
minat baca dan sumber daya manusia," ujarnya.
Ketika gerakan
gemar membaca sudah tinggi di Tebing Tinggi, Sofyan Tan yakin akan
berbanding lurus dengan peningkatan SDM. Tebing Tinggi seperti diketahui
tidak punya lahan yang luas sama seperti di Singapura. Tapi Singapura
bisa lebih maju dari negara sekelilingnya yang punya lahan luas dan
kekayaan alam yang terbentang karena sejak awal dibangun SDM yang
unggul. "Saya ingin Tebing Tinggi bisa seperti Singapura," ujarnya.
Walikota
Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan banyak anggota DPR yang
berasal dari Sumut tapi sedikit yang perhatian ke daerahnya. Diantara
yang sedikit itu Sofyan Tan yang paling besar memberikan perhatian.
Mulai dari membantu pengadaan mobil perpustakaan digital keliling,
bantuan buku serta memilih Tebing Tinggi sebagai tempat gerakan gemar
membaca.
"Dia pilih Tebing Tinggi bukan untuk cari suara karena
itu cukup di Medan. Tapi dia tau karena Tebing Tinggi mau maju," ungkap
Umar.
Umar menyebutkan tema gerakan gemar membaca tentang
revolusi mental. Presiden Joko Widodo memilih istilah revolusi bukan
untuk diidentikkan dengan pertumpahan darah. Tapi sebagai upaya mengubah
secara drastis sikap mental manusia Indonesia dari yang malas membaca
jadi gemar membaca.
Direktur Deposit Bahan Pustaka Perpustakaan
Nasional Dra Lucya Damayanti MHum mengatakan berdasarkan nilai tingkat
literasi, Indonesia masih di peringkat 60 dari 61 negara. Konten yang
sering dibuka di handphone masih game, bukan membaca buku.
"Pembaca media sosial masih game yang tertinggi. Yang baca buku masih 3%," ujarnya.
Menurutnya
harus diakui mayoritas masyarakat belum menjadikan gemar membaca
sebagai kebutuhan dan kegemaran hidup. Untuk itulah melalui promosi ini
diharapkan dapat membangun kesadaran tersebut.
"Kita harus membiasakan diri menggunakan waktu luang saat menunggu di bandara, antrian ke dokter dengan membaca buku," sebutnya.
(RA)