Djarot-Sihar Silaturahmi ke Harian Analisa

Reformasi Birokrasi dengan Bangun Mal Pelayanan
(Analisa/junaidi gandy) TERIMA KUNJUNGAN: Pemimpin Umum Harian Analisa, Supandi Kusuma berbincang dengan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus serta anggota DPR RI Fraksi PDI-P Sofyan Tan dan Wakil Sekretaris DPD PDIP Sumut Akhyar Nasution saat menerima kunjungan mereka di kantor Harian Analisa Medan, Sabtu (13/1). Kunjungan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur dari Partai PDI-P dan PPP tersebut dalam rangka mensosialisasikan visi dan misi mereka.
Medan, (Analisa). Pasangan bakal calon gubernur Suma­tera Utara (Cagubsu) Djarot Syaiful Hi­dayat dan wakilnya, Sihar Sitorus menyata­kan akan melakukan reformasi birokrasi di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bila dipercaya memimpin provinsi ini.
“Kami ingin mengganti paradigma negatif Sumut yakni ‘Semua urusan mesti uang tunai’ menjadi ‘Semua  uru­san mudah dan trans­paran,” ujar Djarot didam­pingi Sihar Sitorus ketika ber­silaturahmi ke Harian Analisa, Sabtu (13/1).
Dalam kunjungan itu, keduanya bersama ang­gota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Sof­yan Tan, Ketua DPD PD­I Perjuangan Sumut Japorman Sa­ragih, Sekretaris Soetarto, Wakil Ke­­­tua Djumiran Abdi, Wakil Sek­retaris Ahyar Na­sution, ser­ta anggota tim lainnya. Mereka diterima Pe­mimpin Umum Harian Ana­lisa, Su­pandi Kusuma, yang didam­pingi Pemimpin Pe­ru­sahaan Sujito Sukirman, Penasehat Tony SH, dan lainnya.
Mindset (pola pikir) birokrasi yang ada di Sumut, menurutnya, harus diubah dan ditata ulang. Dibutuhkan waktu en­am bulan lebih untuk meng­ubahnya dengan meng­gu­nakan sistem yang telah ada.
Sistem yang dimilikinya ini su­dah berhasil dite­rap­kan se­waktu men­jabat walikota Bli­tar selama dua periode dan juga saat me­njadi wagub DKI Jakarta ber­sama Gubernur Ba­suki Tja­haya Purnama (Ah­ok).
“Seiring itu, kami akan bangun Mal Pe­la­yanan Publik di mana se­mua urusan ber­lang­sung cepat, terhubung de­ngan sistem online (satu pintu) dan trans­paran, baik menyang­kut bia­ya dan waktu selesainya. Selama ini, banyak laporan pe­layanan di daerah ini ma­sih meng­ambang, kita tidak mendapat kepastian ka­pan urusan kita selesai khu­susnya menyangkut perizi­nan dan lainnya,” pa­parnya.
Ditambahkannya, biro­krasi harus mela­yani bukan dilayani. Demikian juga pe­mimpin pe­merintahan harus melaya­ni dan mangayomi seluruh masyarakat.
“Sebab kami digaji dari uang rakyat,” tegasnya.
Djarot juga menyampaikan, dalam pe­milihan peja­bat daerah, dia akan menem­pat­kan ber­dasarkan kemampuan (pro­fesio­nalitas), ke­pin­taran dan kiner­ja selama ini.
Tidak ada lagi pemilihan pejabat satuan perangkat kerja daerah (SK­PD) karena suka atau tidak suka (like and dislike) atau sejenisnya. Sistem yang akan diterapkan ialah sistem prestasi, yakni yang pintar dan berprestasi akan menda­patkan penghar­gaan. Tidak ada la­gi istilah PGPS (pintar, gob­lok, penghasilan sama).  
Supaya berkesi­nam­bungan, juga ak­­an ditinggikan besaran tun­ja­ng­an kinerja daerah (T­KD) untuk kalangan birokrasi sehingga tidak ada lagi pungli dalam pe­ngu­ru­san perizinan dan sebagainya.
“Sewaktu saya memimpin di Blitar, selama dua periode te­lah menerapkan seperti ini,” ujarnya.
Disebutkannya, dia dan Sihar akan memimpin Su­mut dengan bersinergi de­ngan 33 kabupaten/kota yang ada. Caranya, dengan turun langsung  ke daerah, bu­kan me­ngumpul­kannya di ibu­kota provinsi. Ini agar bisa me­lihat langsung fasilitas dan infras­truktur yang ada di daerah.
Saya Indonesia
Terkait kebe­rada­an­nya yang bukan putra da­erah dan bakal menjadi sorotan, Djarot optimis  tidak ada ma­salah.
“Saya ini ‘kan warga nega­ra Indonesia, sedangkan Su­mut merupa­kan bagian dari Indonesia. Jadi, saya putra In­donesia yang akan mem­­ba­ngun Sumut bersama pu­tra-putri daerah ini,” te­gas­nya.
Dinyatakannya, Su­mut merupakan daerah mul­tietnis yang terbuka sehingga biar­lah masyarakat yang memilih pemimpin terbaik untuk dae­rah ini. Ka­renanya, dia akan menguatkan la­gi kebinekaan dan keindonesiaan di daerah ini se­suai semangat Sumpah Pe­muda 1928.
Disinggung soal hal personal yang membuat dia ter­tarik untuk bertarung dalam Pilgubsu 2018, Ketua DPP PDIP ini mengu­tarakan, pro­vinsi ini me­ru­pakan daerah unik de­ngan karakteristik ma­sya­rakat  multi­et­nis dengan kultur keras dan me­mi­liki sum­ber daya alam luar bi­asa sehingga terjun ke daerah ini untuk menjadi pimpinan merupakan tantangan sangat besar.
“Inilah yang membuat sa­ya tertarik. Karenanya, ketika diin­struk­sikan Ketua Umum DPP PDIP Megawati So­ekar­noputri untuk maju sebagai Cagubsu, lang­sung saya teri­ma. Saya suka tantangan. Ibu (Megawati, red) tahu itu. Saya akan taklukkan kultur Sumut yang keras dengan kelembutan,” paparnya.          
Pusat olahraga
Sementara, Sihar Sitorus mengu­tarakan, ke depan, me­reka juga akan mem­bangun sentra pembi­naan olahraga di daerah ini agar ma­syarakat Sumut se­hat.
“Kami prihatin me­lihat kondisi Stadion Teladan yang dahulunya me­rupakan ke­banggaan Su­mut. Saat ini sa­ngat mem­bu­tuh­kan revi­tali­sasi, bahkan bila perlu dipin­dahkan ke lokasi lebih luas supaya bisa dibangun lebih megah melebihi Stadion Ge­lora Bung Karno. Sumut b­elum memiliki stadion ber­stan­dar internasional,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan keprihatinanya, tanpa disa­dari, Sumut telah mengalami degradasi daerah saat ini. Secara nasional, Sumut bera­da di bawah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan dari sisi pem­bangunan infrastruktur.
“Inilah yang akan kami per­baiki dengan mere­vita­li­sasi sa­rana dan prasarana, ser­ta mem­bangun kembali infra­s­truktur agar investor mudah jika ingin berinvestasi di da­erah ini,” terangnya
Pemimpin Umum Harian Analisa, Supandi Kusuma me­ngapre­siasi kedata­ngan pasangan Djarot-Sihar bersa­ma rombongannya.
“Daerah ini memang bu­tuh mendatangkan orang pro­fesional untuk mengundang investor guna membangun Sumut menjadi lebih baik lagi daripada sebelumnya,” kata Master Supandi yang juga tokoh olah­raga bela­diri Wu­shu inter­nasional ini.      
Dalam pertemuan penuh keakraban itu, Supan­di me­ng­ung­kapkan, duet Djarot-Sihar sangat tepat jika dipan­dang dari shio ke­duanya, yakni Djarot ber-shio Macan Api sementara Sihar ber-shio Monyet. (aru)
http://harian.analisadaily.com/headline/news/reformasi-birokrasi-dengan-bangun-mal-pelayanan/486466/2018/01/15

Tentang dr.Sofyan Tan

Kenal Lebih Jauh Seputar Profil dr.Sofyan Tan
 Profil Dr.Sofyan Tan

  keterangan

 Official Facebook FanPage

  keterangan

 Official Twitter

  keterangan's.

 Official Youtube Channel

  keterangan's.

Kerja Nyata Untuk Indonesia

Our process on creating awesome Indonesia.

17

Organisasi Tergabung

5

Penghargaan Diraih

7

Buku Menginspirasi

25

Tokoh Inspirasi