![]() |
Menristekdikti Prof H. Mohamad Nasir PhD Ak dan Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan, foto bersama dosen dan mahasiswa STIE IT&B Campus usai memberikan kuliah umum, Sabtu (26/8) |
MEDAN
- Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan mengapresiasi kedatangan
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Prof H.
Mohamad Nasir PhD Ak di Medan, Sumatera Utara (Sumut) yang melakukan
kunjungan kerja ke beberapa kampus swasta di Medan. Sebab selama ini
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sering terlupakan oleh kementerian.
"Selama ini kan menteri seringnya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ini saatnya PTS juga diberi perhatian oleh menteri," kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu kepada wartawan, Selasa (29/8/2017).
Seperti diketahui Sabtu (26/8) lalu, Sofyan Tan mengundang Menristekdikti Proh H. Mohamad Nasir PhD, Ak untuk berkunjung ke beberapa kampus swasta seperti Universitas Prima Indonesia (Unpri) Jalan Sampul, STIE Eka Prasetya Jalan Merapi dan STIE IT&B Campus, Jalan Mahoni. Dalam kunjungannya tersebut Menristekdikti terkesan dengan perkembangan PTS yang ada di Sumut.
Sofyan Tan menyebutkan peran PTS tidak berbeda dengan PTN dalam mengembangkan dunia pendidikan. Bahkan PTS punya kontribusi besar dalam memajukan dunia pendidikan tinggi di Sumut. Seperti diketahui, tidak semua mahasiswa bisa diterima di PTN. Mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di PTS justru jumlahnya jauh lebih besar. Karena itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) harus mulai memberikan perhatian serius ke kampus-kampus swasta khususnya yang ada di luar Pulau Jawa.
"Baru kali ini menteri mengunjungi kampus-kampus swasta di Sumut. Beliau cukup terkesan dengan perkembangannya. Kita berharap PTS di Sumut bisa seperti di Pulau Jawa yang bagus-bagus," kata Sofyan Tan yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut I (Medan, Deliserdang, Serdangbedagai dan Tebingtinggi).
Terkait anggaran di Kemenristekdikti, Sofyan Tan mengatakan selama ini Komisi X DPR RI selalu memperjuangkannya. Terutama anggaran bantuan untuk mahasiswa baik yang kuliah di PTN dan PTS. Prinsipnya tidak boleh ada mahasiswa yang kurang beruntung secara ekonomi tidak bisa kuliah hanya gara-gara tak punya biaya padahal punya potensi akademik yang baik.
Seperti beasiswa bidikmisi untuk mahasiswa kurang beruntung secara ekonomi, penting untuk tetap ada dan terus ditambah kuotanya. Selain bisa untuk membebaskan uang kuliah, bisa juga untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mahasiswa. Sehingga bagi mahasiswa yang dari luar daerah tidak lagi terlalu bergantung pada kiriman orangtua yang secara ekonomi kurang mampu.
"Kami akan tetap mendorong penambahan kuota. Kementerian Keuangan juga diharapkan bisa menyetujuinya," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu.
Sofyan Tan mengingatkan bantuan berupa beasiswa penting untuk ditingkatkan. Sebab sesuai dengan isi pidato Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus lalu yang menginginkan semua pihak mendorong terwujudkannya generasi emas 2045. Untuk itu generasi-generasi penerus yang ada saat ini jangan sampai tidak dipersiapkan atau putus pendidikannya hanya karena ketiadaan biaya.
Sofyan Tan sendiri mengungkapkan selama ini banyak calon mahasiswa asal Sumatera Utara yang terbantu dari beasiswa bidikmisi. Sedikitnya dari rekomendasi yang diberikannya sejak 2015-2017 sudah ada 175 anak yang mendapatkannya. "Saya telah membantu menyalurkan bantuan bidikmisi kepada 175 mahasiswa baik di PTN maupun PTS di luar kuota yang diberikan kepada PTN dan Kopertis (PTS)," ungkap Sofyan Tan.
Menristekdikti Prof H Mohamad Nasir PhD Ak, sebelumnya mengapresiasi perjuangan dr Sofyan Tan di Komisi X DPR RI yang selalu ini ikut aktif mendorong agar anggaran untuk perguruan tinggi dinaikkan.
"Saya berterimakasih ke Sofyan Tan dimana perjuangan beliau di Komisi X dalam mendorong anggaran bantuan untuk perguruan tinggi sangat aktif. Termasuk (bantuan) ke perguruan tinggi swasta salah satunya di STIE Eka Prasetya ini atas perjuangan Pak Sofyan Tan," kata Menristek Dikti saat memberikan kata sambutan pada Peresmian Gedung STIE Eka Prasetya, lalu.
Menristek Dikti mengaku sangat membutuhkan bantuan dari Komisi X DPR RI dalam memperjuangkan anggaran untuk Kemenristekdikti. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir anggaran menurun dari 2015 sebesar Rp 40 triliun, 2016 Rp 39 triliun dan 2017 ini Rp 38 triliun. Namun, meski anggaran secara keseluruhan menurun, anggaran yang bersifat bantuan tetap naik.
Salah satunya adalah kuota untuk program beasiswa bidikmisi yang sebelumnya pada 2016 sebanyak 60.000 kuota penerima, kini di 2017 kuota ditambah menjadi 80.000 orang. Besarannya pun bertambah dari Rp 600.000 per bulan setiap mahasiswa, menjadi Rp 650.000.
Tidak sampai di situ, Kemenristekdikti juga sudah mengalokasikan penambahan kuota penerima menjadi 90.000 pada 2018 dan 120.000 di 2019. Semua itu akan dapat terealisasi berkat perjuangan anggota Komisi X DPR RI.
Ketua STIE Eka Prasetya Dr Sri Rezeki SE MSi sebelumnya mengapresiasi kedatangan Menristekdikti ke kampus mereka. Dia berharap usai kedatangan menteri, akan semakin melambungkan nama STIE Eka Prasetya sehingga dapat memberikan sumbangsih lebih besar lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Selama ini kan menteri seringnya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ini saatnya PTS juga diberi perhatian oleh menteri," kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu kepada wartawan, Selasa (29/8/2017).
Seperti diketahui Sabtu (26/8) lalu, Sofyan Tan mengundang Menristekdikti Proh H. Mohamad Nasir PhD, Ak untuk berkunjung ke beberapa kampus swasta seperti Universitas Prima Indonesia (Unpri) Jalan Sampul, STIE Eka Prasetya Jalan Merapi dan STIE IT&B Campus, Jalan Mahoni. Dalam kunjungannya tersebut Menristekdikti terkesan dengan perkembangan PTS yang ada di Sumut.
Sofyan Tan menyebutkan peran PTS tidak berbeda dengan PTN dalam mengembangkan dunia pendidikan. Bahkan PTS punya kontribusi besar dalam memajukan dunia pendidikan tinggi di Sumut. Seperti diketahui, tidak semua mahasiswa bisa diterima di PTN. Mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di PTS justru jumlahnya jauh lebih besar. Karena itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) harus mulai memberikan perhatian serius ke kampus-kampus swasta khususnya yang ada di luar Pulau Jawa.
"Baru kali ini menteri mengunjungi kampus-kampus swasta di Sumut. Beliau cukup terkesan dengan perkembangannya. Kita berharap PTS di Sumut bisa seperti di Pulau Jawa yang bagus-bagus," kata Sofyan Tan yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut I (Medan, Deliserdang, Serdangbedagai dan Tebingtinggi).
Terkait anggaran di Kemenristekdikti, Sofyan Tan mengatakan selama ini Komisi X DPR RI selalu memperjuangkannya. Terutama anggaran bantuan untuk mahasiswa baik yang kuliah di PTN dan PTS. Prinsipnya tidak boleh ada mahasiswa yang kurang beruntung secara ekonomi tidak bisa kuliah hanya gara-gara tak punya biaya padahal punya potensi akademik yang baik.
Seperti beasiswa bidikmisi untuk mahasiswa kurang beruntung secara ekonomi, penting untuk tetap ada dan terus ditambah kuotanya. Selain bisa untuk membebaskan uang kuliah, bisa juga untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mahasiswa. Sehingga bagi mahasiswa yang dari luar daerah tidak lagi terlalu bergantung pada kiriman orangtua yang secara ekonomi kurang mampu.
"Kami akan tetap mendorong penambahan kuota. Kementerian Keuangan juga diharapkan bisa menyetujuinya," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu.
Sofyan Tan mengingatkan bantuan berupa beasiswa penting untuk ditingkatkan. Sebab sesuai dengan isi pidato Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus lalu yang menginginkan semua pihak mendorong terwujudkannya generasi emas 2045. Untuk itu generasi-generasi penerus yang ada saat ini jangan sampai tidak dipersiapkan atau putus pendidikannya hanya karena ketiadaan biaya.
Sofyan Tan sendiri mengungkapkan selama ini banyak calon mahasiswa asal Sumatera Utara yang terbantu dari beasiswa bidikmisi. Sedikitnya dari rekomendasi yang diberikannya sejak 2015-2017 sudah ada 175 anak yang mendapatkannya. "Saya telah membantu menyalurkan bantuan bidikmisi kepada 175 mahasiswa baik di PTN maupun PTS di luar kuota yang diberikan kepada PTN dan Kopertis (PTS)," ungkap Sofyan Tan.
Menristekdikti Prof H Mohamad Nasir PhD Ak, sebelumnya mengapresiasi perjuangan dr Sofyan Tan di Komisi X DPR RI yang selalu ini ikut aktif mendorong agar anggaran untuk perguruan tinggi dinaikkan.
"Saya berterimakasih ke Sofyan Tan dimana perjuangan beliau di Komisi X dalam mendorong anggaran bantuan untuk perguruan tinggi sangat aktif. Termasuk (bantuan) ke perguruan tinggi swasta salah satunya di STIE Eka Prasetya ini atas perjuangan Pak Sofyan Tan," kata Menristek Dikti saat memberikan kata sambutan pada Peresmian Gedung STIE Eka Prasetya, lalu.
Menristek Dikti mengaku sangat membutuhkan bantuan dari Komisi X DPR RI dalam memperjuangkan anggaran untuk Kemenristekdikti. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir anggaran menurun dari 2015 sebesar Rp 40 triliun, 2016 Rp 39 triliun dan 2017 ini Rp 38 triliun. Namun, meski anggaran secara keseluruhan menurun, anggaran yang bersifat bantuan tetap naik.
Salah satunya adalah kuota untuk program beasiswa bidikmisi yang sebelumnya pada 2016 sebanyak 60.000 kuota penerima, kini di 2017 kuota ditambah menjadi 80.000 orang. Besarannya pun bertambah dari Rp 600.000 per bulan setiap mahasiswa, menjadi Rp 650.000.
Tidak sampai di situ, Kemenristekdikti juga sudah mengalokasikan penambahan kuota penerima menjadi 90.000 pada 2018 dan 120.000 di 2019. Semua itu akan dapat terealisasi berkat perjuangan anggota Komisi X DPR RI.
Ketua STIE Eka Prasetya Dr Sri Rezeki SE MSi sebelumnya mengapresiasi kedatangan Menristekdikti ke kampus mereka. Dia berharap usai kedatangan menteri, akan semakin melambungkan nama STIE Eka Prasetya sehingga dapat memberikan sumbangsih lebih besar lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Selain itu Sri Rezeki juga menyampaikan terimakasih ke Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan yang selama ini sangat serius memperhatikan kampus-kampus swasta. Bahkan mengundang Menristekdikti untuk berkunjung ke beberapa kampus swasta. "Saya tidak tahu lagi harus berterimakasih bagaimana ke Pak Sofyan Tan. Perhatiannya sangat luar biasa selama ini terhadap pendidikan," ujarnya.
(RA)